Bagaimana Odoo mengintegrasikan X dan Y?

Bayangkan jika kasus berikut terjadi kepada anda:

Jadwal produksi sedang padat. Tim Anda sedang mengejar target 500 unit produk untuk dikirim besok. Tiba-tiba... Dhuar! Mesin cetak utama Anda mogok.

Tim produksi panik. Tim maintenance baru tahu 30 menit kemudian. Mereka butuh 1 jam untuk diagnosis, dan 3 jam lagi untuk mencari spare part. Hasilnya? Produksi hari itu gagal total, pengiriman terlambat, dan klien marah.

Ini bukan masalah mesin. Ini masalah sistem yang tidak terintegrasi.

Di banyak pabrik, tim produksi dan tim maintenance hidup di dunia yang berbeda. Tapi di Odoo, kedua modul ini "berbicara" satu sama lain. Mari kita lihat cara kerja Odoo Manufacture.



Masalah Klasik: Produksi vs. Perawatan

Secara tradisional, jadwal kedua tim ini selalu berbenturan:

  • Tim Produksi ingin mesin menyala 24/7. Bagi mereka, downtime (mesin mati) adalah musuh.

  • Tim Maintenance butuh downtime untuk melakukan perawatan preventif (ganti oli, cek sekring, kalibrasi) agar mesin tidak rusak.

Tanpa sistem terintegrasi, yang terjadi adalah:

  1. Maintenance Reaktif: Tim maintenance baru bergerak setelah mesin rusak (seperti skenario di atas). Ini adalah cara paling mahal dan paling kacau.

  2. Jadwal Bentrok: Tim maintenance menjadwalkan perawatan hari Rabu, tapi tidak sadar bahwa hari Rabu adalah jadwal produksi batch terbesar. Kekacauan pun terjadi.




Solusi Odoo: Integrasi Manufacture & Maintenance

Di sinilah kejeniusan Odoo terlihat. Modul Odoo Manufacture (yang mengelola Perintah Kerja/MO) terhubung langsung dengan Modul Odoo Maintenance.

Begini cara kerjanya:

1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)

Ini adalah kunci utamanya. Anda tidak perlu menunggu mesin rusak.

Di Odoo Maintenance, Anda bisa mengatur:

"Untuk Mesin Cetak A, lakukan Pengecekan Oli setiap 100 jam pemakaian."

"100 jam pemakaian" itu data dari mana? Odoo tahu data itu dari modul Manufacture! Odoo secara otomatis menghitung berapa lama Mesin Cetak A (yang Anda set sebagai Work Center) telah beroperasi berdasarkan Manufacturing Orders (MO) yang telah selesai.

Saat mendekati 100 jam, Odoo otomatis membuat Maintenance Request untuk tim maintenance. Ajaib, bukan?

2. Menjadwalkan Downtime dengan Cerdas

Saat tim maintenance mendapat request tadi, mereka bisa menjadwalkan perbaikan.

Ketika jadwal itu di-input, sistem akan:

  • Memblokir Kalender: Scheduler di modul Manufaktur akan otomatis melihat bahwa Mesin Cetak A tidak tersedia (di-blok) pada hari Rabu jam 1-3 siang.

  • Perencanaan Cerdas: Tim PPIC (Perencana Produksi) tidak akan bisa menjadwalkan produksi di mesin itu pada jam tersebut. Odoo akan mengarahkan mereka untuk menggunakan mesin lain atau menjadwalkan di jam lain.

3. Maintenance Korektif (Saat Mesin Rusak)

Jika mesin tetap rusak mendadak (di luar jadwal preventif), operator di lantai produksi bisa langsung menekan tombol "Request Maintenance" langsung dari tablet Work Center mereka di modul Manufaktur.

Ini langsung membuat tiket prioritas tinggi di dashboard tim maintenance. Tidak perlu teriak-teriak atau menelepon.


Kesimpulan: Bukan Cuma Produksi, Tapi Produksi yang Reliable

Berhenti memperlakukan tim maintenance seperti "pemadam kebakaran". Jadikan mereka bagian dari strategi produksi.

Integrasi Odoo Manufacture dan Maintenance mengubah pabrik Anda dari mode reaktif (menunggu rusak) menjadi mode prediktif dan preventif (mencegah kerusakan). Hasilnya adalah downtime yang terencana, mesin yang lebih awet, dan jadwal produksi yang jauh lebih bisa diandalkan.

Ini hanyalah satu contoh dari kekuatan integrasi Odoo Manufacture. Bayangkan jika ini juga terhubung dengan modul Inventory (untuk spare part) dan Akunting (untuk biaya perawatan).

Ingin melihat gambaran utuh bagaimana Odoo menyatukan seluruh pabrik Anda? silahkan hubungi Jidoka System untuk konsultasi dan Diskusi kebutuhan anda.